PARIS - Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) akan
melakukan voting pada proposal Prancis untuk pengiriman peninjau ke
kota Aleppo di Suriah. Peninjau ini akan memonitor proses evakuasi dan
laporan perlindungan penduduk.
DK akan melakukan pertemuan pada
hari ini, Minggu (18/12/2016). Diberitakan AFP, draf voting pengiriman
peninjau ini mendapatkan penolakan dari Rusia, yang merupakan sekutu
dari Suriah. Rusia memiliki hak veto di DK PBB.
Prancis telah
menyebarkan draft pengiriman tim peninjau sejak Jumat (16/12) lalu dan
memperingatkan soal krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Aleppo
dan Faktar. Sekitar 10.000 orang dilaporkan tidak memiliki tempat
tinggal, serta membutuhkan bantuan dan evakuasi.
Pasukan Suriah dalam minggu ini telah mengambil alih wilayah timur kota,
yang sempat diduduki oleh pejuang oposisi sejak 2012. Duta Besar
Prancis untuk PBB Francois Delattre mengatakan kehadiran dunia
internasional akan mencegah Aleppo menjadi wilayah yang mirip
Srebrenica, di mana ribuan orang Bosnia dan anak laki-laki dibantai pada
tahun 1995 saat kota jatuh ke pasukan Serbia Bosnia selama perang
Balkan.
"Tujuan kita dalam resolusi ini untuk menghindari kejadian di Srebrenica setelah operasi militer," kata Delattre.
Draft
resolusi ini akan meminta Sekjen PBB Ban Ki-moon untyk segera
mengirimkan petugas kemanusiaan yang berada di Suriah untuk ke Aleppo.
Draft itu bertuliskan tugas pemantau untuk melaksanakan pemantauan, dan
netral, observasi langsung dan melaporkan evakuasi dan perlindungan
warga sipil dalam Aleppo.
Dalam draft itu, Ban juga akan memastikan penyebaran staf dan meminta Suriah untuk membuka akses kepada para peninjau.
Data
terakhir, baru sekitar 8.500 orang yang berhasil dievakuasi keluar
Aleppo sebelum prosesnya dihentikan oleh rezim pemerintah Suriah sejak
Jumat (16/12) pagi.
Dituturkan seorang perwakilan kelompok
pemberontak Suriah, bahwa kesepakatan baru telah tercapai untuk
melanjutkan proses evakuasi di Aleppo. Namun belum ada konfirmasi resmi
dari rezim Presiden Bashar al-Assad maupun sekutunya, Rusia dan Iran
terkait hal ini.(RBN/Dtc)
Tulis Komentar